Ketika Anda mengetik google.com atau youtube.com di browser, situs web tersebut langsung terbuka dalam hitungan detik. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana browser tahu harus menuju ke server yang benar? Jawabannya terletak pada DNS (Domain Name System), sebuah sistem yang bekerja seperti buku telepon internet.
Tanpa DNS, pengguna internet harus menghafal deretan angka yang panjang (alamat IP) untuk setiap situs web. Hal ini jelas tidak praktis. Dengan adanya DNS, internet menjadi mudah digunakan, cepat diakses, dan bisa berkembang menjadi sebesar sekarang.
Apa Itu DNS?
DNS (Domain Name System) adalah sistem yang berfungsi untuk menerjemahkan nama domain (seperti example.com
) menjadi alamat IP (seperti 93.184.216.34
) yang digunakan komputer untuk berkomunikasi di jaringan.
- Manusia lebih mudah mengingat nama domain.
- Komputer hanya mengerti angka berupa alamat IP.
- DNS menjadi jembatan yang menghubungkan keduanya.
Dengan kata lain, DNS adalah sistem penamaan hierarkis yang terdistribusi di seluruh dunia, dan menjadi tulang punggung dari hampir semua aktivitas online.
Bagaimana Cara Kerja DNS?
Proses resolusi DNS terjadi setiap kali kita mengakses situs web. Berikut urutan detailnya:
1.Permintaan dari browser
Saat Anda mengetik example.com
, browser mengirim permintaan ke DNS resolver (biasanya milik ISP atau layanan publik seperti Google DNS 8.8.8.8
atau Cloudflare DNS 1.1.1.1
).
2.Pencarian di cache lokal
Resolver pertama-tama memeriksa apakah sudah memiliki jawaban yang tersimpan di cache. Jika ada, alamat IP langsung diberikan ke browser tanpa perlu mencari lebih jauh.
3.Kontak ke Root Server
Jika tidak ada di cache, resolver akan bertanya ke root nameserver, yang menjadi titik awal pencarian. Root server tidak tahu jawaban langsung, tapi bisa memberi petunjuk ke TLD server.
4.Kontak ke TLD Server
TLD server (misalnya .com
, .org
, .id
) memberi informasi tentang authoritative nameserver yang berwenang untuk domain tersebut.
5.Kontak ke Authoritative Nameserver
Authoritative nameserver menyimpan catatan asli (record DNS) dari domain, misalnya A record atau AAAA record. Resolver mengambil informasi ini.
6.Jawaban diteruskan ke browser
Resolver mengirimkan alamat IP ke browser. Browser kemudian menggunakan alamat IP ini untuk membuat koneksi ke server tujuan.
7.Caching untuk permintaan berikutnya
Resolver akan menyimpan jawaban di cache sesuai dengan TTL (Time To Live). Sehingga jika ada pengguna lain yang mengakses domain yang sama, jawabannya bisa lebih cepat.
Semua proses ini terjadi hanya dalam milidetik — sangat cepat meski melibatkan beberapa server berbeda di seluruh dunia.
Komponen Utama DNS
DNS adalah sistem yang besar dan kompleks. Beberapa komponen utamanya:
- DNS Resolver (Recursive Resolver)
Bertugas menerima permintaan dari pengguna dan mencari jawaban dengan bertanya ke server lain bila perlu. - Root Nameserver
Titik tertinggi dari hierarki DNS. Ada 13 root server utama yang tersebar di seluruh dunia. - TLD Nameserver
Mengelola ekstensi domain seperti.com
,.org
,.net
,.id
. - Authoritative Nameserver
Server yang menyimpan catatan DNS asli untuk domain tertentu. - Cache DNS
Tempat penyimpanan sementara jawaban DNS untuk mempercepat proses pencarian berikutnya.
Jenis-jenis Record DNS
DNS menyimpan berbagai informasi dalam bentuk record. Berikut beberapa yang penting:
- A Record → Menghubungkan domain ke alamat IPv4.
- AAAA Record → Menghubungkan domain ke alamat IPv6.
- CNAME Record → Alias nama domain. Misalnya
www.example.com
diarahkan keexample.com
. - MX Record → Menentukan server email untuk domain.
- NS Record → Menentukan authoritative nameserver untuk domain.
- TXT Record → Menyimpan teks tambahan, biasanya digunakan untuk keamanan email (SPF, DKIM) atau verifikasi domain.
- SRV Record → Digunakan untuk menentukan lokasi layanan tertentu (misalnya VoIP).
- PTR Record → Kebalikan dari A/AAAA, digunakan dalam reverse DNS (alamat IP → nama domain).
TTL, Propagation, dan Perubahan DNS
- TTL (Time To Live): Menentukan berapa lama jawaban DNS boleh disimpan dalam cache. Misalnya, TTL 3600 detik = 1 jam.
- Propagation: Waktu yang dibutuhkan agar perubahan DNS tersebar ke seluruh dunia. Biasanya butuh beberapa jam hingga 48 jam tergantung TTL dan resolver yang digunakan.
Keamanan dalam DNS
Karena sifatnya yang terbuka, DNS juga rentan disalahgunakan. Beberapa ancaman umum:
1.DNS Spoofing/Cache Poisoning
Penyerang memasukkan jawaban palsu ke dalam cache resolver, sehingga pengguna diarahkan ke situs berbahaya.
2.Serangan DDoS pada Server DNS
Membanjiri server DNS dengan traffic palsu agar layanan tidak bisa diakses.
3.Privasi
Secara tradisional, query DNS dikirim tanpa enkripsi. Artinya, ISP atau pihak ketiga bisa melihat situs apa saja yang Anda kunjungi.
Solusi keamanan:
- DNSSEC (Domain Name System Security Extensions) → Menambahkan tanda tangan digital agar jawaban DNS tidak bisa dipalsukan.
- DoH (DNS over HTTPS) dan DoT (DNS over TLS) → Mengenkripsi permintaan DNS untuk menjaga privasi pengguna.
Peran Penting DNS dalam Internet
DNS memiliki peran yang sangat vital, antara lain:
- Kemudahan Akses → Pengguna cukup mengetik nama domain, bukan alamat IP.
- Kecepatan → Dengan caching, akses website menjadi lebih cepat.
- Fleksibilitas → Pemilik situs bisa mengganti server tanpa mengubah domain.
- Keamanan → Dengan fitur DNSSEC dan DoH/DoT, DNS membantu melindungi pengguna dari serangan.
- Ketersediaan Global → DNS bekerja secara terdistribusi di seluruh dunia, membuat internet tetap stabil.
Kesimpulan
DNS adalah salah satu teknologi paling penting dalam internet modern. Ia bertindak sebagai penerjemah nama domain ke alamat IP, memungkinkan pengguna mengakses website dengan mudah, cepat, dan aman. Tanpa DNS, internet akan terasa sulit digunakan, lambat, dan berisiko tinggi terhadap kesalahan akses.
Perannya tidak hanya sebatas mempermudah akses, tetapi juga menyangkut kecepatan, keandalan, fleksibilitas, dan keamanan internet. Bisa dikatakan, DNS adalah tulang punggung internet yang bekerja di balik layar, membuat dunia digital kita tetap berjalan mulus setiap hari.